skip to main |
skip to sidebar
21.27
LAFIAU
Duka mendalam yang dialami oleh TNI
AU memang sulit untuk dilupakan, apalagi bagi gugurnya personel yang
merupakan tokoh dan perintis TNI AU, yang sumbangsihnya masih sangat
dibutuhkan Negara dan TNI AU khususnya. Oleh karena itu tempat jatuhnya
pesawat VT-CLA yang menyebabkan gugurnya tiga tokoh dan perintis TNI AU
Komodor Muda Udara A. Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr.
Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo, yang
terletak di dusun Ngoto, Desa Tamanan, Kabupaten Bantul Yogyakarta ini,
dibangun sebuah monumen dengan nama Monumen Ngoto pada tanggal 1 Maret
1948.
Monumen tersebut berbentuk Tugu
dengan batang tubuh segi enam kerucut yang menopang diatas lapik segi
empat bersusun dua mengecil. Pada puncak tugu terpancang seekor burung
Garuda merentang sayap. Tugu ini berada dalam areal pagar yang bagian
belakangnya ada dinding bereliefkan peristiwa sejarahnya. Lokasi
monumen ini berada kurang lebih 4 Km sebelah Selatan kota Yogyakarta.
Setelah berjalan beberapa tahun
memperingati Hari Bakti dengan acara ziarah ke Monumen Ngoto dan Makam
para pahlawan TNI AU tersebut yang berada di Pemakaman Umum Kuncen I
dan Kuncen II, maka Pimpinan TNI AU Marsekal TNI Hanafi Asnan
merencanakan di Monumen Ngoto tersebut juga dibuatkan sekalian tempat
pemakaman kembali kerangka jenazah para pahlawan tersebut. Pemikiran
ini disebabkan karena setiap tanggal 29 Juli, TNI AU selalu
melaksanakan upacara militer di makam pahlawan nasional tersebut.
Namun karena sempitnya lokasi, tata upacara militer tidak dapat
dilaksanakan dengan khidmat, sehingga mengurangi kemegahan dan kebesaran
sebagai penghormatan kepada kedua tokoh sesuai dengan jasa pengabdian
serta pengorbanannya.
Disamping itu, jalan raya yang ada di dekat
makam apabila ditutup pada saat upacara akan mengganggu aktivitas
masyarakat yang menggunakan jalan tersebut.
TNI AU kemudian menawarkan kepada
pihak keluarga Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh untuk memindahkan
makam kedua pahlawan nasional tersebut ke Taman Makam Pahlawan Semaki.
Namun pihak keluarga merasa keberatan apabila makam kedua tokoh tersebut
dipisahkan dari istri-istri mereka masing-masing. Akhirnya Kasau
memberi jalan keluar untuk memindahkan jasad kedua pahlawan beserta
istri masing-masing ke areal monumen, lokasi tempat jatuhnya pesawat
Dakota VT-CLA. Setelah diadakan peninjauan, lokasi tersebut disetujui
oleh ahli waris kedua keluarga.
Pada awal tahun 2000, berdasarkan
instruksi Kasau, monumen dipugar dan makam kedua pahlawan tersebut
beserta istri masing-masing dipindahkan dari Kuncen I dan Kuncen II
kedalam areal monumen. Prosesi pemakaman kembali ini dilaksanakan
dengan upacara militer pada tanggal 14 Juli 2000, sedangkan makam
Adisumarmo tetap berada di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Berdasarkan Surat Keputusan Kasau No. Skep /78/VII/2000 tanggal 17 Juli
2000, monumen tersebut diresmikan menjadi Monumen Perjuangan TNI AU,
upacara peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2000.
Sejalan dengan pemindahan makam maka
Monumen Ngoto juga direnovasi yang dilakukan terhadap seluruh bangunan
serta dilengkapi fasilitas pendukung yang memadai. Saat ini monumen
memiliki luas 9473 m2. Dibagian utara terdapat sebuah tugu, areal makam
dan relief peristiwa yang terjadi pada tanggal 29 Juli 1947 mulai dari
saat operasi udara pertama yaitu misi pengemboman Salatiga, Semarang dan
Ambarawa sampai peristiwa penembakan pesawat Dakota VT-CLA. Tugu yang
semula tingginya 4,5 m dinaikan menjadi 7m. Patung burung garuda juga
mengalami perbaikan mulai dari bentuk sampai bahan yang terbuat dari
tembaga. Rentang sayap garuda dilebarkan menjadi 2 m. Areal makam
seluas 40m2 dilengkapi dengan cungkup, terletak di sebelah timur tugu.
Dibagian selatan di bangun
pringgitan/pendopo dengan pajangan display photo berupa lempengan yang
memuat informasi tentang peristiwa tanggal 29 Juli 1947. Antara
bagian selatan dan utara terdapat plaza dengan sebuah ornamen mata
angin, dibuat untuk keperluan upacara pada ziarah dan upacara lainnya.
Di bagian sebelah utara dilengkapi sebuah bangunan untuk tempat tinggal
petugas penjaga monumen. Sedangkan di bagian luar sebelah selatan
selain dibuat areal parkir yang cukup luas, dilengkapi dengan ruang
tunggu pengemudi dan toilet.
Masih di dalam lingkungan Monumen
Perjuangan TNI AU ini, juga dipamerkan replika ekor pesawat Dakota
VT-CLA. Ekor pesawat ini merupakan bagian pesawat yang masih utuh,
sedangkan bagian lainnya telah hancur berkeping-keping.
Maksud pemindahan makam dan pembangunan Monumen Perjuangan TNI Angkatan Udara tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Merupakan
upaya dan bentuk penghormatan dari generasi penerus TNI AU dalam
menghargai jasa dan bakti serta pengorbanan para perintis dan pahlawan
bangsa yang gugur untuk mempertahankan kemerdekaan Negara Republik
Indonesia.
2. Untuk
membangkitkan semangat juang, semangat mengabdi dan rela berkorban
serta pantang menyerah dalam diri setiap prajurit TNI Angkatan Udara.
3. Mengangkat tokoh Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh sebagai panutan dan teladan.
4. Menjadikan
Monumen Perjuangan TNI AU sebagai bukti sejarah bahwa TNI Angkatan
Udara turut berperan aktif dan langsung dalam mempertahankan kemerdekaan
dan kedaulatan Negara Republik Indonesia serta siap berkorban demi
bangsa dan negara
.
0 komentar:
Posting Komentar