Senin, 28 Januari 2013

MONUMEN PERJUANGAN TNI AU

Duka mendalam yang dialami oleh TNI AU memang sulit untuk dilupakan, apalagi bagi gugurnya personel yang merupakan tokoh dan perintis TNI AU, yang sumbangsihnya masih sangat dibutuhkan Negara dan TNI AU khususnya.  Oleh karena itu tempat jatuhnya pesawat VT-CLA yang menyebabkan gugurnya tiga tokoh dan perintis TNI AU Komodor Muda Udara A. Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo, yang terletak di dusun Ngoto, Desa Tamanan, Kabupaten Bantul Yogyakarta ini, dibangun sebuah monumen dengan nama Monumen Ngoto pada tanggal 1 Maret 1948.   

Monumen tersebut berbentuk Tugu dengan batang tubuh segi enam kerucut yang menopang diatas lapik segi empat bersusun dua mengecil.  Pada puncak tugu terpancang seekor burung Garuda merentang sayap.  Tugu ini berada dalam areal pagar yang bagian   belakangnya ada dinding bereliefkan peristiwa sejarahnya.  Lokasi monumen ini berada  kurang lebih 4 Km sebelah Selatan kota Yogyakarta.  

 

Setelah berjalan beberapa tahun memperingati Hari Bakti dengan acara ziarah ke Monumen Ngoto dan Makam para pahlawan TNI AU tersebut  yang berada di Pemakaman Umum Kuncen I dan Kuncen II, maka Pimpinan TNI AU Marsekal TNI Hanafi Asnan merencanakan di Monumen Ngoto tersebut juga dibuatkan sekalian tempat  pemakaman  kembali kerangka  jenazah para pahlawan tersebut.   Pemikiran ini disebabkan karena setiap tanggal 29 Juli, TNI AU selalu melaksanakan upacara militer di makam pahlawan nasional tersebut.   Namun karena sempitnya lokasi, tata upacara militer tidak dapat dilaksanakan dengan khidmat, sehingga mengurangi kemegahan dan kebesaran sebagai penghormatan kepada kedua tokoh sesuai dengan jasa pengabdian serta pengorbanannya.

 

Disamping itu, jalan raya yang ada di dekat makam apabila ditutup pada saat upacara akan mengganggu aktivitas masyarakat yang menggunakan jalan tersebut.

TNI AU kemudian menawarkan kepada pihak keluarga Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh untuk memindahkan makam kedua pahlawan nasional tersebut ke Taman Makam Pahlawan Semaki.  Namun pihak keluarga merasa keberatan apabila makam kedua tokoh tersebut dipisahkan dari istri-istri mereka masing-masing.  Akhirnya Kasau memberi jalan keluar untuk memindahkan jasad kedua pahlawan beserta istri masing-masing ke areal monumen, lokasi tempat jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA. Setelah diadakan peninjauan, lokasi tersebut disetujui oleh ahli waris kedua keluarga.

Pada awal tahun 2000, berdasarkan instruksi Kasau, monumen dipugar dan makam kedua pahlawan tersebut beserta istri masing-masing dipindahkan dari Kuncen I dan Kuncen II kedalam areal monumen.    Prosesi pemakaman kembali ini dilaksanakan dengan upacara militer pada tanggal 14 Juli 2000, sedangkan makam Adisumarmo tetap berada di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.   Berdasarkan  Surat Keputusan Kasau No. Skep /78/VII/2000 tanggal 17 Juli 2000, monumen tersebut diresmikan menjadi Monumen Perjuangan TNI AU, upacara peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2000.   

Sejalan dengan pemindahan makam maka Monumen Ngoto juga direnovasi yang dilakukan terhadap seluruh bangunan serta dilengkapi fasilitas pendukung yang memadai.    Saat ini monumen memiliki luas 9473 m2. Dibagian utara terdapat sebuah tugu, areal makam dan relief peristiwa yang terjadi pada tanggal 29 Juli 1947 mulai dari saat operasi udara pertama yaitu misi pengemboman Salatiga, Semarang dan Ambarawa sampai peristiwa penembakan pesawat Dakota VT-CLA.   Tugu yang semula tingginya 4,5 m dinaikan menjadi 7m.   Patung burung garuda juga mengalami  perbaikan mulai dari bentuk sampai bahan yang terbuat dari tembaga.   Rentang sayap garuda dilebarkan menjadi 2 m.   Areal makam seluas 40m2 dilengkapi dengan cungkup, terletak di sebelah timur tugu.

 

Dibagian selatan di bangun pringgitan/pendopo dengan pajangan display photo berupa lempengan yang memuat informasi tentang peristiwa tanggal 29 Juli 1947.    Antara bagian selatan dan utara terdapat plaza dengan  sebuah ornamen mata angin, dibuat untuk keperluan upacara pada ziarah dan upacara lainnya.   Di bagian sebelah utara dilengkapi sebuah bangunan untuk tempat tinggal petugas penjaga monumen.   Sedangkan di bagian luar sebelah selatan selain dibuat areal parkir yang cukup luas, dilengkapi dengan ruang tunggu pengemudi dan toilet.

 

Masih di dalam lingkungan Monumen Perjuangan TNI AU ini, juga dipamerkan replika ekor pesawat Dakota VT-CLA.   Ekor pesawat ini merupakan bagian pesawat yang masih utuh, sedangkan bagian lainnya telah hancur berkeping-keping.

Maksud pemindahan makam dan pembangunan Monumen Perjuangan TNI Angkatan Udara tersebut, adalah sebagai berikut :

 

1. Merupakan upaya dan bentuk penghormatan dari generasi penerus TNI AU dalam menghargai jasa dan bakti serta pengorbanan para perintis dan pahlawan bangsa yang gugur untuk mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. 

 

2. Untuk membangkitkan semangat juang, semangat mengabdi dan rela berkorban serta pantang menyerah dalam diri setiap prajurit TNI Angkatan Udara.

 

3. Mengangkat tokoh Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh sebagai panutan dan teladan.

 

4. Menjadikan Monumen Perjuangan TNI AU sebagai bukti sejarah bahwa TNI Angkatan Udara turut berperan aktif dan langsung dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan  Negara Republik Indonesia serta siap berkorban demi bangsa dan negara

.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More